Jul 23, 2009

untitled

Cinta ibarat setangkai bunga mawar, merah dan
membara, penuh selaksa keindahan. Akan tetapi,
tidak mungkin bila kita persembahkan sekuntum
bunga mawar tanpa disertai tangkainya. Dibalik
kesadaran kita, pernahkah sedikit tersirat?
Bagaimana jika tersilap menyentuh durinya?
Terluka, sakit yang dirasakan mungkin akan
terasuk hingga jauh kedalam ubun-ubun perasaan
hati kita.

Tahukah kau? Sekata cinta memang terdengar
sangat sederhana, bahkan bisa dengan mudah
diucapkan keluar dari mulut kita. Tetapi dibalik
satu kata tersebut, tersimpan begitu banyaknya
komposisi yang terkandung, segalanya membawa
sebab dan akibat, bagaikan perputaran roda
samsara, membawa kedamaian didalam perjalanan
hidup atau juga mengundang mara bahaya yang
mematikan.

Tidak pernahkah terberseit suatu rasa ingin tahu
didalam benakmu, seperti apakah cinta itu? Baik,
sekarang kau akan mengetahuinya. Cinta adalah
peduli, cemas, menerima apa adanya, jujur,
memberi, sabar, ikhlas dan pasrah, membutuhkan
waktu bahkan penuh dengan pengorbanan yang
tiada berkesudahan. Akan tetapi, cinta juga bisa
menghadiahkan tawa kebahagiaan maupun air
mata tangis kesedihan akibat luka, putus asa,
egois, angkuh bahkan possesif hingga pada
akhirnya, kita pun bisa membunuh hanya karena
ingin mempertahankan apa yang telah menjadi
milik kita satu-satunya. Bisakah kau bayangkan?
Kebodohan serta kegilaan apa yang bisa
ditimbulkan hanya dari sebuah cinta?

Diatas sana, jagad raya mewakili khalik sang
pencipta hanya akan tersenyum, bahkan tertawa
bahak, "hahahahaha... Perasaan itu anugerah,
hatilah hadiah dari pemberian Tuhan secara cuma-
cuma, untuk melengkapi keindahan batin hidup
seorang manusia." Dan ternyata benar adanya,
cinta itu terlahir dari perasaan yang ada didalam
hati kita, sensitif, lemah, tanpa ada setitik daya.
Kita tidak mungkin bisa melawan, karena hanya
akan mendatangkan kesengsaraan jiwa semata.

Maka janganlah bermain api, jikalau telah tahu
akan ikut terbakar bersama bara yang kau
nyalakan diatas pundi kata-kata manismu. Jangan
pula kau menganggap tiap malam akan selalu
menghadirkan rembulan, dan pagi yang selalu
membawa cerah. Karena matahari pun bisa lelah,
jikalau harus terus-menerus memancarkan sinar
teriknya diatas muka bumi ini, dari hari ke hari dan
tiada henti-hentinya. Bila semua ini terjadi, masih
akankah kau berdiri kokoh terus diatas sebongkah
batu kesetiaan? Atas nama cinta?

EdSeN note: Jika tidak, buanglah ke ujung
samudera, campakan sejauh mungkin kata-kata
cinta itu dari bibir belibis elokmu. Sebab, mungkin
kau tidak tahu apa sesungguhnya isi kata hatimu,
sewaktu untaian kalimat yang penuh dengan
nuansa warna-warni mimpi indah, terlontar dari
segala nafas girangmu.

No comments:

Post a Comment